Kripik Daun Singkong
Cara pengolahannyapun lumayan gampang.
Bahan :
1. Daun singkong
2. 1 Kg Tepung beras
3. Garam secukupnya
4. 5 butir Kemiri
5. 1 sendok makan Ketumbar
6. 2 cm Kunir
7. 1 butir Telur
8. Air secukupnya
9. 1 L minyak goreng Alat :
1. Baskom
2. Panci
3. Tungku
4. Wajan penggorengan
Cara pembuatan :
1. Pembuatan adonan
• Haluskan kemiri, ketumbar, garam dan kunir
• Masukan tepung beras kedalam baskom dan diberi bumbu halus diatas
• Tambahkan telu dan sedikit air lalu aduk perlahan hingga tercampur merata
2. Proses pembuatan kripik daun singkong
• Cuci bersih daun singkong
• Rebus selama 3 -5 menit
• Angkat dan cuci kembali dengan air bersih
• Daun singkong biasanya berbentik jari dengan jumlah 6 jari, kita potong per
jari lalu kita pelintir seperti melinting rokok satu per satu.
• Masukan lintingan daun singkong tersebut kedalam adonan tepung
• Lalu ambil lintingan daun singkong satu persatu dan masukkan kedalam panic
penggorengan dengan minyak yang sudah panas
• Setelah matang angkat/
• Siap disajikan atau dikemas dalam plastic
• Selamat mencoba….
manjakan lidahmu dengan kletikan / cemilan yang istimewa dengan rasa yang
khas dan unik .
Semuanya merupakan Produk Home Industri Dari olahan
tangan – tangan ibu PPK desa purwodadi kecamatan musuk boyolali kami buat hanya
jika ada pesanan, jadi produk yang dikirim benar-benar "fresh from the
oven" dan cita rasa asli dan semuanya tanpa menggunakan bahan-bahan
pengawet dan kimia.
pokoke uenak tenan...
Selasa, 03 Februari 2015
Perusahaan Rokok Mulia Agung
untuk pencinta rokok sejati,,,, kami memang menyediakan rokok yang
berkualitas dgn harga yang terjangkau,,, tapi kami tidak lupa untuk
terus mengingatkan bahwa rokok dapat menyebabkan kanker serangan
jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin...jadi tetaplah
untuk mengkontrol diri Anda dalam mengkonsumsi rokok,,,
Untuk yang belum rokok silahkan jahui rokok..
namun Untuk yang sudah terlanjur cinta pada rokok, maka Tingkatkanlah.... hahahahh
Jika ada tanda Dilarang MEROKOK , maka hentikan rokok Anda spereti tanda yang ada pada gambar disamping....
Untuk yang belum rokok silahkan jahui rokok..
namun Untuk yang sudah terlanjur cinta pada rokok, maka Tingkatkanlah.... hahahahh
Jika ada tanda Dilarang MEROKOK , maka hentikan rokok Anda spereti tanda yang ada pada gambar disamping....

Minggu, 25 Januari 2015
pusat oleh-oleh lestari
Mengunjungi deretan obyek wisata di Kabupaten Pacitan memang akan menjadi pengalaman baru bagi setiap orang. Betapa tidak, dikawasan ujung paling barat provinsi Jawa Timur ini, Pacitan yang nyaris "hilang" dari peta sesungguhnya menawarkan sebuah keindahan tersendiri. Bukan saja karena pantai-pantinya yang indah, seperti Teleng Ria, Srau, Karang Bolong, Klayar, atau kemegahan stalaktit dan stalakmit yang ada di sejumlah gua, aktivitas masyarakatnya pun mampu memberikan inspirasi yang unik.Di kawasan yang luas wilayahnya mencapai 1.389,87 Km² ini, masyarakat hidup secara damai. Mereka menjalani kehidupan dengan bekerja diberbagai bidang. Nelayan dan petani merupakan salah satu mata pencaharian penduduk Pacitan, disamping berbagai mata pencaharian lain seperti kerajinan batu alam, perak, ternak udang dan lobster serta industri rumah tangga lainnya seperti terasi atau sale.Mengunjungi Pacitan tentu sangat menyenangkan bagi anda yang berkesempatan bisa datang kedaerah ini. Tapi bagi anda yang belum sempat jangan khawatir. Anda bisa mendapatkan oleh-oleh yang enak, gurih dan nikmat hanya dengan menitipkan pesan kepada teman Aanda yang sedang berkunjung ke Pacitan. Salah satu pilihannya adalah sale pisang Pacitan.Kenapa harus sale ?Barangkali ada pertanyaan seperti ini. Sale adalah salah satu makanan khas Pacitan, selain nasi tiwul dan ikan kalakan. Bahannya terbuat dari pisang manis yang dikeringkan secara alami. Dimasak tanpa bahan pengawet namun bisa bertahan dalam waktu beberapa bulan. Dengan kemasan yang unik, sale Pacitan bisa anda temui dalam berbagai bentuk, baik kemasan biasa dalam ukuran sedang, berbentuk anggur yang berwarna-warni serta lembaran-lembaran besar. Semuanya tetap nikmat dan sangat cocok menjadi hidangan dikala keluarga berkumpul.Untuk mendapatkan sale Pacitan, harus saya datang ke Pacitan ? Ini pertanyaan yang sering muncul. Tidak perlu khawatir. Kecanggihan teknologi bisa anda manfaatkan. Kami akan memandu anda jika ingin mendapatkan oleh-leh itu. Informasi lebih lanjut, hubungi pusat jajanan khas Pacitan, Jl Sultan Ageng Tirtayasa no 2 Pacitan, Telp (0357) 883485.
Selasa, 20 Januari 2015
Desa Ngadiroyo, keripik tempe jadi andalan...
Salah satu jenis makanan kecil yang terkenal dari Wonogiri adalah
keripik tempe. Banyak desa menjadi penghasil camilan yang laris setiap
Lebaran ini, salah satunya Desa Ngadiroyo, Kecamatan Nguntoronadi,
Wonogiri.
Ada sedikitnya delapan warga yang mengembangkan usaha pembuatan
keripik tempe di desa yang terkenal dengan Gunung Pegat-nya ini. Salah
satu warga tersebut adalah Sakijo. Di rumahnya yang berada di Dusun
Pojok, tiap hari Sakijo dibantu isterinya membuat keripik tempe dan
beberapa jenis makanan kecil lain di antaranya keripik pisang.
“Kami sudah menjalankan usaha ini sejak sekitar 15 tahun lalu. Dari usaha inilah kami menghidupi keluarga dan membayai pendidikan ketiga anak kami. Memang hanya kecil-kecilan tapi ini telah menjadi sumber penghidupan kami,” ungkap Ny Sakijo, saat ditemui Espos di rumahnya, Minggu (31/7/2011).
Ny Sakijo menambahkan selama kurun waktu 15 tahun menjalankan usaha keripik tempe itu, ia telah mendapat pangsa pasar tidak hanya di lingkungan sekitar tetapi juga merambah ke sejumlah kecamatan lain. Tiap hari, Ny Sakijo mengaku menghabiskan sekitar 5 kg kedelai yang dibuatnya menjadi tempe kemudian dibuat keripik. Jumlah produksi itu akan meningkat menjadi 8 kg/hari ketika semakin mendekati Lebaran. Kepala Desa Ngadiroyo, Suharno, saat ditemui Espos di kediamannya, kemarin mengungkapkan dengan kondisi alam yang kurang menguntungkan untuk pertanian, penduduk di desanya yang berjumlah 692 keluarga (2.050 jiwa) itu memang banyak yang mengandalkan penghidupan dari industri kecil.
“Di desa ini ada yang menjadi pengusaha keripik tempe maupun tempe sayur, industri tahu, rempeyek dan sejumlah jenis makanan kecil lain. Semuanya memang masih sebatas industri rumah tangga,” katanya. Potensi lainnya, kata Suharno, berupa hasil palawija seperti kacang dan ketela pohon. Perikanan juga cukup memberi harapan. Ada beberapa puluh warga yang mengandalkan hidup dengan menjadi nelayan di perairan Waduk Gajah Mungkur, yang berjarak cukup dekat dengan desa itu di sebelah barat.
“Baru-baru ini nelayan kami mendapat bantuan dua buah perahu dan beberapa jaring. Kami mengupayakan untuk mendapat bantuan lagi agar nelayan cukup terbantu,” kata Suharno.
Desa Ngadiroyo terdiri atas delapan dusun, yakni Sengon, Pencol, Pojok, Ngadiroyo, Rejosari, Tritis, Ngelo dan Serayu. Di sebelah selatan, desa ini berbatasan dengan Desa Bumiharjo, sebelah timur dengan Desa Ngadipiro, sebelah barat dengan Desa Pondoksari dan sebelah utara dengan Desa Gedong, Kecamatan Ngadirojo.
“Kami sudah menjalankan usaha ini sejak sekitar 15 tahun lalu. Dari usaha inilah kami menghidupi keluarga dan membayai pendidikan ketiga anak kami. Memang hanya kecil-kecilan tapi ini telah menjadi sumber penghidupan kami,” ungkap Ny Sakijo, saat ditemui Espos di rumahnya, Minggu (31/7/2011).
Ny Sakijo menambahkan selama kurun waktu 15 tahun menjalankan usaha keripik tempe itu, ia telah mendapat pangsa pasar tidak hanya di lingkungan sekitar tetapi juga merambah ke sejumlah kecamatan lain. Tiap hari, Ny Sakijo mengaku menghabiskan sekitar 5 kg kedelai yang dibuatnya menjadi tempe kemudian dibuat keripik. Jumlah produksi itu akan meningkat menjadi 8 kg/hari ketika semakin mendekati Lebaran. Kepala Desa Ngadiroyo, Suharno, saat ditemui Espos di kediamannya, kemarin mengungkapkan dengan kondisi alam yang kurang menguntungkan untuk pertanian, penduduk di desanya yang berjumlah 692 keluarga (2.050 jiwa) itu memang banyak yang mengandalkan penghidupan dari industri kecil.
“Di desa ini ada yang menjadi pengusaha keripik tempe maupun tempe sayur, industri tahu, rempeyek dan sejumlah jenis makanan kecil lain. Semuanya memang masih sebatas industri rumah tangga,” katanya. Potensi lainnya, kata Suharno, berupa hasil palawija seperti kacang dan ketela pohon. Perikanan juga cukup memberi harapan. Ada beberapa puluh warga yang mengandalkan hidup dengan menjadi nelayan di perairan Waduk Gajah Mungkur, yang berjarak cukup dekat dengan desa itu di sebelah barat.
“Baru-baru ini nelayan kami mendapat bantuan dua buah perahu dan beberapa jaring. Kami mengupayakan untuk mendapat bantuan lagi agar nelayan cukup terbantu,” kata Suharno.
Desa Ngadiroyo terdiri atas delapan dusun, yakni Sengon, Pencol, Pojok, Ngadiroyo, Rejosari, Tritis, Ngelo dan Serayu. Di sebelah selatan, desa ini berbatasan dengan Desa Bumiharjo, sebelah timur dengan Desa Ngadipiro, sebelah barat dengan Desa Pondoksari dan sebelah utara dengan Desa Gedong, Kecamatan Ngadirojo.
Produksi Tempe
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang rhizopus, seperti rhizopusoligosporus, Rh. Oryzoe, Rh. stoloniver (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa
kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia.
Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai
macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika
feksiuntuk menyembuhkan in dan antioksidan pencegah penyakit
degeneratif.
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang
merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat.
Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe
memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak
masam.
Tempe banyak dikonsumsi di indonesia, tetapi sekarang telah mendunia.
Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe
sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak
tempat di dunia, tidak hanya di indonesia. Berbagai penelitian di
sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia
juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul
Rhizopus
untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau
memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan
kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik
umum karena galur-galur ragi tempe unggul dapat didaftarkan hak
pattennya sehingga penggunaannya dilindungi undang-undang (memerlukan
lisensi dari pemegang hak paten).
dibawah ini adalah salah satu produksi tempe di pacitan tepatnya di kec. arjosari desa Gunung sari.
dari tempe inilah bapak 2 anak ini bisa menghidupi keluargannya. memang
cuman tempe akan tetapi produksi ini apabila di olah dengan baik maka
akan menghasilkan penghasilan yang cukup besar.
Terasi Pacitan, Bumbu Berkualitas Pelengkap Masakan Anda
PACITAN—Bagi
anda penikmat kuliner oseng – oseng atau masakan pedas lainnya, tak
lengkap rasanya jika belum menambahkan campuran terasi udang rebon
Pacitan sebagai bumbu tambahan anda. Karena terasi udang rebon khas
Pacitan ini memang cukup terkenal, bahkan penyebaran dan daerah
pemasarannya sudah merata di seluruh wilayah di Indonesia.
Seperti
diketahui, Terasi adalah komponen masakan Indonesia yang sangat
digemari, terbuat dari campuran ikan-ikan kecil dan udang yang
difermentasikan, dibuat seperti adonan berwarna hitam semu coklat.
Terasi memiliki bau yang tajam dan biasanya digunakan untuk membuat
sambal terasi, tapi juga ditemukan dalam berbagai resep tradisional
Indonesia, seperti oseng – oseng cakangkung dan sejenisnya.
Dan
Pacitan sebagai daerah pesisir, tentu memiliki terasi yang khas dan
terbuat dari udang rebon yang berkualitas tinggi, tanpa penambahan bahan
pengawet sehingga terasi udang ini aman untuk dikonsumsi siapa saja.
Dari
penelusuran tim Portal pacitanku, area pemasaran terasi Pacitan ini
sudah terkenal hingga ke luar jawa “terasi kami sudah lama, sekitar 10
tahunan, daerah pemasarannya pun hampir diseluruh daerah di Indonesia,
dan saya juga pernah bertugas mengirim terasi ke luar Jawa,” kata Dian Agus Priatmoko, salah satu marketing produsen terasi Kapal Layar Pacitan, saat dihubungi Portal pacitanku, Kamis (12/12/2013).
Sementara itu, Rizka Ayu Pramita,
salah satu pengelola terasi Inggil Pacitan juga membenarkan bahwa
produksi terasi Pacitan yang terbuat dari udang Rebon sudah teruji
kualitasnya, sehingga daerah pengirimannya pun mencakup wilayah
nusantara. “Terasi Pacitan terkenal tahan lama mas, sehingga
pengirimannya jauh,” katanya.
Terpisah,
Marsiyah, salah satu produsen terasi di daerah teleng Ria menyatakan
bahwa rata – rata pesanan yang terbanyak dari Jakarta, sehingga rumah
produksinya harus menyediakan terasi hingga 10 ton selama sebulan. “
DIkirimnya ke Jakarta mas, dan kelebihan kita terasinya tidak dicampur
apapun, hanya garam dan udang saja,” tandasnya.
Selain
kualitas yang baik, terasi Pacitan juga terkenal dengan harga yang
murah, sehingga terasi Pacitan cenderung banyak peminatnya. “Jika
harganya gelondongan kita menjual 30 ribu mas, namun jika dijual per
bungkus, harganya 5 ribu per 100 gram atau per bungkus,” pungkasnya
Bumi Pacitan, surga tambang
PACITAN– Studi
tentang sektor pembangunan Pacitan dibidang pertambangan memiliki
prospek yang cukup menjanjikan dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Pacitan dan juga peningkatan kesempatan berusaha dan
penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan bahwa Pacitan memiliki
berbagai macam tambang yang siap untuk dikelola, baik dari laut maupun
di darat. Kabupaten Pacitan memiliki kekayaan bahan tambang yang
tersebar hampir di seluruh wilayah.
Berdasarkan data DPE, Kota 1001 Gua ini
memiliki kandungan bahan tambang hingga 33 jenis. Mulai dari mineral
logam, bukan logam dan batuan, batubara, hingga radio aktif. Sejumlah
bahan tambang yaitu bentonit, feldspar, kalsit, piropilit, marmer,
zeolit, batuan beku, tanah liat plastis, sirtu, batu gamping, emas,
batubara, Uranium, Timah Putih, Nikel, Timah Hitam, Emas, Mangan,
Tembaga, Seng, Batu Gamping, Dolomit, Gibsum, Fosil Kayu, Batu
Rijang/Batu Api, Kristal Kuarsa, Kalsedon/Agat, dan Jasper.
Dilihat dari kondisi dasar, topografi,
struktur dan jenis batuan yang 85 % merupakan bagian seluruh wilayah
Kabupaten Pacitan, ternyata di dalamnya banyak mengandung bahan tambang
yang melimpah. Adapun bahan tambang yang ada dengan klasifikasi golongan
A, golongan B dan golongan C, yang dianalisa masih rendah dalam
memberikan kontribusi kepada peningkatan pendapatan masyarakat yang
akhirnya peningkatan pendapatan daerah.
Berdasarkan hasil pemetaan yang
dilakukan oleh Dinas Pertambangan Propinsi Jawa Timur menunjukkan adanya
sebaran, luas areal, besarnya cadangan serta kualitas bahan galian yang
ada di Kabupaten Pacitan sejumlah 33 jenis bahan tambang. Sedangkan
untuk bahan Tambang yang di eksploitasi di Pacitan adalah sebagai
berikut
Bentonit,
adalah sejenis tanah liat yang dapat mengembang bila menyerap air.
Bahan tambang ini sudah diusahakan sejak tahun 1987 oleh PT. Indobent
Wijaya Mineral di Kecamatan Punung. Kondisi luas area : 21.000.000 m³,
dengan rincian areal yang dieksploitasi 55,518 Ha. Untuk kegunaan
bentonite sendiri adalah sebagai bahan keramik halus penjernih minyak
kelapa dan kelapa sawit, pemboran minyak, gas dan panas bumi, industri
pengecoran logam, pengelolaan limbah, pemboran air bersih.
Feldspar,
adalah jenis mineral berbentuk kristal, terutama Kalium, Aluminosilika,
Sodium dan Kalsimum yang dibentuk oleh dua lempengan menyerupai bentuk
sudut, umumnya berwarna abu-abu muda, kuning kecoklatan. Bahan tambang
ini sudah dieksplorasi oleh beberapa perusahaan dengan berbagai jenis
seperti keramik dinding, lantai, kebun maupun kebutuhan rumah tangga
lain seperti vas bunga, tempat lilin, lamoou dan pigura foto yang telah
menembus luar negeri melalui Propinsi Bali. Luas areal kandungan 950
Ha/46 juta m³, dengan rincian areal yang dieksploitasi 18,3818 Ha.
Kegunaan dari feldspar adalah sebagai bahan industri keramik, porsilin,
isolasi listrik, cat, gelas flux dan karet.
Kalsit, atau
kalsit lebih dikenal dengan “Batu Bintang”. Unsur utamanya yang
terkandung adalah marmer dan zat kapur, CaCO3 dengan warna putih ke
kuning-kuningan serta memancarkan cahaya. Luas areal di Pacitan adalah
443.700 m², dengan rincian areal yang dieksploitasi 18 Ha. Kalsit
berfungsi sebagai bahan gelas/kaca, Kosmetik dan pasta.
Piropilit,
adalah mineral berwarna hijau, berbentuk foliat dan butiran granula.
Areal siap dieksplorasi seluas 37 Ha, dengan fungsi utama adalah sebagai
bahan baku industri keramik dan porselin. Saat ini piropilit diusahakan
hanya berskala kecil dengan produksi rata-rata ± 25-50 m³ perhari dan
dikirim ke industri keramik di Jakarta, Cirebon, Surabaya, Semarang dan
Tulung Agung.
Marmer, adalah
jenis batuan dengan warna abu-abu, kuning kecoklatan dan kemerahan
diusahakan masih sebatas tradisional. Luas areal 300 Ha (77juta m³),
dengan rincian areal yang dieksploitasi 47 Ha. Untuk marmer di Pacitan,
metode eksploitasinya masih dilakukan masyarakat secara tradisional.
Fungsi utamanya adalah untuk batuan hias, Ornamen, Ubin, mebel dan bahan
bangunan lainnya.
Zeolit,
Kegunaan tambang ini adalah sebagai bahan pembersih/ penyerap zat cair
dan udara, campuran makan ternak. Luas areal yang dieksploitasi di
Pacitan adalah 11,292 Ha dari luas Areal 59.100 Ha.
Batuan Beku,
yang termasuk jenis batuan beku antara lain Batu Desit, Basalt dan
Andesit dan banyak terdapat di Nawangan, Pacitan, Ngadirojo dan Tulakan.
Luas areal 10 juta m³, dengan fungsi adalah untuk keperluan bahan
bangunan (pondasi Jalan dan lain-lain) dan diusahakan secara
Tradisional. Sedang untuk batuan beku yang berbentuk bongkahan-bongkahan
besar saat ini sudah diusahakan oleh perusahaan untuk Tegel dan
Keramik, Tempat lilin dan lampu.
Ball Clay,
disebut juga Tanah Liat Plastis. Ciri khas dari bahan galian ini adalah
warna abu-abu, kemerahan, berbutir sangat halus dan mempunyai kekenyalan
yang tinggi sehingga apaabila kena panas bentuk dan warna tidak
berubah. Eksploitasi masih dilakukan oleh penduduk secara tradisional,
dengan fungsi adalah untuk industri keramik halus dan porselin dan
Gerabah halus.
Sirtu, terdiri
dari pasir, kerikil, kerakal yang merupakan material lepas sebagai
hasil pelapukan, erosi dan pengendapan batuan yang berasal dari
sekitarnya. Luas areal tidak terbatas, sepanjang aliran sungai grindulu,
barak, brongkah, sundeng, tani, tumpuk, guyangan dan Ngrato. Areal
dieksoloitsi berdasarkan SIPD, sampai sekarang terdapat 46 penambang
yang mencapai 48,93 Ha dengan jumlah produksi: 20.688 ton. Kegunaan dari
sirtu ini adalah untuk bahan pembangunan jalan dan campuran beton.
Batu Gamping,
saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat setempat secara tradisional
sebagai bahan bangunan ( pondasi dan campuran semen bangunan) itu pun
untuk konsumsi lokal, kegunaan lainnya adalah untuk bahan pembuatan
gelas, pertanian, industri gula Filter cat, kaporit dan industri
plastik.
Emas, biji
emas dijumpai bersama-sama di lingkungan biji “Base Metal” di Desa
Pagerejo Kecamatan Ngadirojo dan Desa Kebonsari Kecamatan Punung. Areal
yang dieksploitasi untuk emas ini adalah di Kecamatan Punung, Kecamatan
Ngadirojo, Kecamatan Tegalombo.
Selain yang sudah dieksploitasi
tersebut, diwilayah Pacitan juga beberapa waktu lalu, diduga ada potensi
pertambangan lainnya, upaya perluasan wilayah yang diperkirakan
berpotensi sebagai kilang minyak dan gas bumi lepas pantai, salah
satunya adalah wilayah laut Pacitan juga masuk dalam kategori berpotensi
mengandung cadangan minyak dan gas alam. Apalagi melihat memang Pacitan
juga memiliki wilayah Pantai yang cukup luas untuk pengembangan SDA
yang dikhususkan pengelolaan minya bumi dan gas alam di Pacitan.
Namun demikian, tidak semua potensi
pertambangan itu dapat dieksploitasi. Hal ini terkait faktor pelestarian
lingkungan hidup dan potensi pariwisata Pacitan. Di daerah ini terdapat
tiga kecamatan yang dinyatakan steril dari segala bentuk aktivitas
penambangan, yaitu Kecamatan Donorojo, Kecamatan Punung, dan Kecamatan
Pringkuku. Kendatipun, di area tersebut sudah terdeteksi sumber bahan
tambang fosfat dolomit dan pasir besi. Kebijakan pertambangan ini telah
berlaku sejak dikeluarkannya Instruksi Bupati Nomor 4 Tahun 2009. Lebih
khusus lagi, wilayah terlarang bagi penambangan berada di wilayah
selatan dan pesisir sepanjang kurang lebih 30-an kilometer yang
merupakan bagian dari jajaran Pegunungan Sewu.
Munculnya instruksi bupati tersebut juga
tidak lepas dari kebijakan di Kementerian Budaya dan Pariwisata
(Kemenbudpar) yang mengusulkan kawasan karst di Pacitan Barat sebagai
geopark ke UNESCO. Konservasi alam dan lingkungan di Pacitan Barat
dimaksudkan untuk mencegah kerusakan kawasan karst di Pacitan..
Sesuai Keputusan Menteri Energi Sumber
Daya Mineral (ESDM) Nomor 1456/Kepmen/1998, kawasan karst dibagi menjadi
tiga. Di kawasan satu, segala jenis penambangan dilarang sedangkan di
kawasan kategori dua penambangan boleh dilakukan tetapi terbatas.
Industri Gula Kelapa Pacitan, Komoditas Manis Penopang Ekonomi Warga
KEBONAGUNG – Selain dikenal dengan pariwisatanya yang beragam, Pacitan juga dikenal dengan potensi alamnya yang melimpah, salah satunya adalah potensi perkebunan kelapa, yang banyak digunakan warga Pacitan untuk membangun industri yang berasal dari alam, salah satunya adalah gula kelapa Pacitan.
Pacitan memiliki potensi industri gula kelapa cukup potensial. Bahkan, hasil gula dari Pacitan merupakan satu yang terbaik karena tidak menggunakan bahan campuran berbahaya serta bebas pestisida. Sehingga tepat untuk industri gula semut. Dari 12 kecamatan, delapan diantaranya merupakan penghasil nira untuk bahan gula kelapa.
Industri gula kelapa kabupaten Pacitan mulai bersaing dipasar modern. Hasil karya para pengrajin asli Pacitan itu dalam tahap penjajakan dengan pengusaha eksportir gula untuk pasar internasional. Setelah sebelumnya olahan air nira kelapa yang biasanya dibuat dalam bentuk cetak tanpa kemasan, kini kondisinya semakin membaik.
Para Pengrajin, pada waktu itu tahun 2012 mulai diperkenalkan dengan pengemasan modern serta bermacam varian produk dan rasa gula, salah satunya gula semut Pacitan.
Di Pacitan sendiri, beberapa daerah pesisir yang mengembangkan industri gula kelapa Pacitan adalah Kecamatan Kebonagung dan Kecamatan Donorojo. Di Kebonagung, yang juga terkenal dengan industri kerajinan gerabah itu banyak memiliki kelompok usaha pengerajin gula tradisional.
Selain Kebonagung dan Donorojo, salah satu daerah potensial pengembangan gula kelapa di Pacitan adalah di kecamatan Tulakan. Bahkan di desa Nglaran, Tulakan, hampir sebagian warga menjalani profesi sebagai penderas kelapa yang digunakan untuk bahan baku gula kelapa.
Penderas yaitu pekerjaan mengambil air nira kelapa di puncak pohon kelapa dan memasukkan tetesan air nira ke dalam bumbung bambu. Karena keunikannya dalam membuat gula kelapa terutama bentuk dan cara membuatnya, gula kelapa di desa ini dikenal di seluruh Kabupaten Pacitan.
Diketahui, usaha pengembangan industri rumah tangga gula kelapa ini berlangsung turun temurun, sehingga mampu menopang kehidupan ekonomi rumah tangga warganya. Pekerjaan menderas kelapa menjadi usaha sampingan warganya mengingat setiap warga desa rata-rata mempunyai kebun kelapa luas di samping rumahnya.
Tahun 2012 lalu, melalui pendampingan lembaga Permodalan Nasional Madani (PNM), para pengerajin gula setempat mendapatkan berbagai pelatihan membuat gula yang higienis dan memiliki daya saing.
Hingga saat ini, pengelolaan gula kelapa perlu terus dikembangkan, seperti sentuhan teknologi yang menjadikan gula kelapa menjadi gula semut. Dan keberadaan gula kelapa Pacitan ini menjadi keberkahan sendiri bagi warga Pacitan
Rabu, 14 Januari 2015
Sego Gobyos, Kuliner dengan Sensasi “Hot” khas Pacitan

Gobyos, adalah kata dalam bahasa jawa yang berarti kondisi tubuh sedang panas dan penuh dengan keringat. Biasanya kondisi gobyos atau sumuk terjadi manakala tubuh sedang lelah akibat melakukan aktivitas olahraga, sehingga produksi keringat akan meningkat dari biasanya. Namun gobyos juga terjadi saat anda mencoba menu kuliner khas Pacitan ini, sego Gobyos.
Sego Gobyos, sebutan untuk kuliner khas Pacitan
ini memang membuat pecinta makanan pedas tak kuasa menahan hasrat untuk
mencicipinya. Kuliner satu ini memang cukup asing terdengar di telinga,
namun begitu anda merasakannya, seluruh tubuh anda dijamin akan gobyos
dan penuh keringat, dikarenakan pedasnya kuliner satu ini.
Sego Gobyos Pacitan bisa anda dapatkan di kompleks pasar Minulyo,
Baleharjo, Pacitan. Biasanya sang penjual mulai menjajakan sego gobyos
sekitar pukul 18.30 WIB hingga tengah malam. “Banyak macam menunya mas,
ada sego gobyos lauk telur bacem, tahu bacem, hingga opor ayam,” sebut
Tugiyem, sang penjual Sego Gobyos kepada Portal Pacitanku, belum lama
ini.
Bahan baku
sego gobyos ini sebenarnya sangat sederhana, yaitu terdiri dari
campuran nasi plus sayur daun keningkir, serta tambahan lauk yang bisa
dipilih, seperti tahu, tempe bacem, kerupuk, hingga opor ayam.
Namun yang
unik adalah kuah khusus gobyos yang membuat kuliner ini beda dari yang
lainnya. Kuah khusus ini diberi ramuan khusus berupa cabe yang cukup
banyak agar sensasi pedasnya terasa. “tidak mesti mas, kadang 12 cabe,
15 cabe dan seterusnya,” ujarnya.

Yang
membuat sego gobyos sulit dilupakan rasanya adalah rasa pedas yang
bersumber dari kuah gobyos, berpadu dengan rasa pahit dari lalapan
keingkir, dan berpadu dengan kelezatan bumbu – bumbu racikan yang begitu
nikmat. Untuk kisaran harga dari sego gobyos pun tergantung dari lauk
yang digunakan, yakni kisaran 5 ribu hingga 10 ribu rupiah.
Anda mau mencicipi sego gobyos, satu dari sekian banyak kuliner Pacitan? Datang saja ke pasar Minulyo
di waktu malam hari, dijamin anda akan merasakan sensasi gobyos dan
bermandikan keringat, dengan harga yang cukup miring. Selamat menikmati.
Langganan:
Postingan (Atom)