PACITAN—Kabupaten Pacitan adalah wilayah yang memiliki multipotensi yang bisa dikembangkan, tentu selain obyek wisatanya yang beragam, potensi alam di daerah asal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini juga tak bisa diabaikan. Salah satunya adalah kuliner, yang juga menjadi keunggulan Pacitan dalam menarik minat wisatawan untuk datang ke Pacitan dan mencicipinya.
Hampir
semua hasil olahan ladang pertanian maupun perkebunan di Pacitan bisa
diolah menjadi industry kreatif yang bisa dimanfaatkan untuk
pengembangan potensi kuliner Pacitan. Salah satunya adalah Kolong
Klithik, yang merupakan kuliner asli daerah pesisir selatan Jawa Timur
ini.
Kolong
Klithik adalah sejenis camilan yang berasal dari ketela pohon, biasanya
penduduk setempat menggunakan singkong atau ketela pohon jenis Pandesi
ataupun Jinten untuk dijadikan kolong Klithik. Yang menjadi khas dari
kolong klithik adalah rasanya yang renyah, dan karena jenisnya adalah
camilan, maka jika hanya makan satu buah saja, dijamin akan merasa
ketagihan Camilan ini juga tergolong ke dalam camilan yang sehat, karena
bahan bakunya hanya singkong ditambahkan bumbu garam dan bawang putih.
Bagi
penduduk yang mengembangkan kuliner Kolong Klithik ini, tentu bahan baku
sangat mudah didapatkan, karena biasanya penduduk setempat selalu
menanam tanaman wajib di Pacitan, yakni ketela pohon. Namun begitu,
masyarakat setempat masih memiliki sedikit kendala, yakni kebingungan
membuang limbah sisa olahan ketela pohon tersebut.
Dari
penelusuruan redaksi Pacitanku.com, setidaknya ada tiga daerah di
Pacitan yang mengembangkan kuliner camilan Kolong Klithik ini, yakni
Desa Cangkring dan Desa Bodag di Kecamatan Ngadirojo, serta Desa Bubakan
di Kecamatan Tulakan. Bahkan untuk industri kolong di Desa Bodag
kecamatan Ngadirojo saat ini berkembang cukup pesat.
Saking
pesatnya perkembangan industri Kolong Klithik di Bodag, satu industri
kecil bisa mempekerjakan karyawan hingga 70 orang. Dengan kapasitas
cukup besar maka tak heran jika produksi kolong di wilayah ini dalam
satu bulan mampu menghasilkan produksi hingga 8 ton.
Pemasaran
kolong klithik ini pun tergolong mudah dan hampir tidak ada masalah.
Salah satu pedagang di Bodag bahkan tiap hari yang membuat 80 Kg kolong
klitik selalu habis terjual, dengan kisaran harga rata – rata Rp 13.000
per Kg di tahun 2013 ini. Para pedagang tersebut biasanya mendapatkan
kolong klithik dari pengusaha rumahan, lalu kolong klitik yang dibelinya
lantas dikemas lagi dalam bungkus plastik dan siap untuk dijual. Untuk
di pacitan, kolong klithik hampir bisa ditemukan di seluruh pasar
tradisional di Pacitan dan tempat oleh – oleh khas Pacitan.
Mantabb lor... lanjutkan!!
BalasHapus