Senin, 29 Desember 2014

KECAP DELIMA KECAP KHAS PACITAN

Selasa,30 desember  2014


KECAP cap DELIMA adalah kecap manis dan enak yang  diproduksi Perusahaan  Delima Food sejak tahun 1978. Kecap DELIMA diproduksi secara tradisional tanpa tambahan zat kimia dan zat pewarna ASLI 100 persen. Diawal pembuatan Kecap DELIMA hanya dibuat oleh  satu karyawan, Alhammdulillah sampai saat ini kecap Delima telah berkembang pesat sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan. Hampir 17 karyawan yang telah mengoperasikan perusahaan. Dengan prestasi itu, tentunya Kecap Delima mengutamakan mutu sehingga Kecap Delima menjadi kepercayaan masyarakat dan menjadi produk unggulan masyarakat Pacitan dan menjadi Kecap Khas Pacitan dengan cita rasa yang berbeda. Kecap Delima telah menjadi tujuan pelancong atau pengunjung kota Pacitan sebagai oleh-oleh khas Pacitan. Dengan itu, tentunya Kecap Delima juga telah memperoleh beberapa pengesahan dari institusi salah satunya dari MUI menyandang sertifikasi Halal dimana halal dan aman untuk dikonsumsi dan juga hak paten telah didapatkannya untuk menghindari kecurangan.

Produksi kecap Delima telah mencapai hampir 15 ton / bulan untuk bahan baku Gula Jawanya. Sudah barang tentu, penjualan sangat pesat hampir mencapai 20 ribu botol perbulan hanya didalam kota saja. Sebagai perusahaan yang baru berkembang, kecap delima juga membutuhkan jaringan untuk mengembangkan sayap keluar kota bahkan ke luar propinsi. Untuk itu silahkan hubungi no telpon dibawah ini bila ingin menjadi distributor, grosir atau pun untuk oleh-oleh atau untuk dikonsumsi sendiri.

kecap delima 600 ml  : 12.000

kecap delima 330 ml :   7.000

Kecap Delima 140 ml :   4.000

kecap delima 300 ml  :   8500

Kecap Delima 620 ml  :  13.500

Kamis, 25 Desember 2014

Renyahnya Kolong Klithik Khas Pacitan



PACITAN—Kabupaten Pacitan adalah wilayah yang memiliki multipotensi yang bisa dikembangkan, tentu selain obyek wisatanya yang beragam, potensi alam di daerah asal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini juga tak bisa diabaikan. Salah satunya adalah kuliner, yang juga menjadi keunggulan Pacitan dalam menarik minat wisatawan untuk datang ke Pacitan dan mencicipinya.
Hampir semua hasil olahan ladang pertanian maupun perkebunan di Pacitan bisa diolah menjadi industry kreatif yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan potensi kuliner Pacitan. Salah satunya adalah Kolong Klithik, yang merupakan kuliner asli daerah pesisir selatan Jawa Timur ini.
Kolong Klithik adalah sejenis camilan yang berasal dari ketela pohon, biasanya penduduk setempat menggunakan singkong atau ketela pohon jenis Pandesi ataupun Jinten untuk dijadikan kolong Klithik. Yang menjadi khas dari kolong klithik adalah rasanya yang renyah, dan karena jenisnya adalah camilan, maka jika hanya makan satu buah saja, dijamin akan merasa ketagihan Camilan ini juga tergolong ke dalam camilan yang sehat, karena bahan bakunya hanya singkong ditambahkan bumbu garam dan bawang putih.
Bagi penduduk yang mengembangkan kuliner Kolong Klithik ini, tentu bahan baku sangat mudah didapatkan, karena biasanya penduduk setempat selalu menanam tanaman wajib di Pacitan, yakni ketela pohon. Namun begitu, masyarakat setempat masih memiliki sedikit kendala, yakni kebingungan membuang limbah sisa olahan ketela pohon tersebut.
Dari penelusuruan redaksi Pacitanku.com, setidaknya ada tiga daerah di Pacitan yang mengembangkan kuliner camilan Kolong Klithik ini, yakni Desa Cangkring dan Desa Bodag di Kecamatan Ngadirojo, serta Desa Bubakan di Kecamatan Tulakan. Bahkan untuk industri kolong di Desa Bodag kecamatan Ngadirojo saat ini berkembang cukup pesat.
Saking pesatnya perkembangan industri Kolong Klithik di Bodag, satu industri kecil bisa mempekerjakan karyawan hingga 70 orang. Dengan kapasitas cukup besar maka tak heran jika produksi kolong di wilayah ini dalam satu bulan mampu menghasilkan produksi hingga 8 ton.
Pemasaran kolong klithik ini pun tergolong mudah dan hampir tidak ada masalah. Salah satu pedagang di Bodag bahkan tiap hari yang membuat 80 Kg kolong klitik selalu habis terjual, dengan kisaran harga rata – rata Rp 13.000 per Kg di tahun 2013 ini. Para pedagang tersebut biasanya mendapatkan kolong klithik dari pengusaha rumahan, lalu kolong klitik yang dibelinya lantas dikemas lagi dalam bungkus plastik dan siap untuk dijual. Untuk di pacitan, kolong klithik hampir bisa ditemukan di seluruh pasar tradisional di Pacitan dan tempat oleh – oleh khas Pacitan.

Menengok Industri Rumahan Batu Akik Gendaran Pacitan

DONOROJO—Sudah bukan rahasia lagi jika Pacitan adalah kota dengan sejuta potensi. Selain potensi wisatanya yang banyak dan prospektif, potensi kerajinan asli daerah pesisir selatan Jawa Timur ini juga menjadi andalan untuk mendongkrak perekonomian daerah. Adalah kerajinan batu akik Pacitan, yang keberadaannya sangat terkenal di seluruh penjuru tanah air, menjadi referensi para pecinta batu akik untuk berduyun – duyun mengunjungi pusat kerajinan batu akik Pacitan, di Desa Gendaran, Donorojo.
Banyaknya potensi batu mulia di daerah ini membuat warga sekitar segera mengolahnya
Adi salah satu penjual akik Pacitan
Adi salah satu penjual akik Pacitan
menjadi kerajinan seni bernilai tinggi. Bahkan saking banyaknya, hamper setiap warga di Desa Gendaran membuat industri rumahan sendiri untuk menjual batu akik Pacitan. “Kurang lebih ada sekitar 50 rumah disini yang membuka sendiri kerajinan home industry batu akik Pacitan,” kata Adi, salah satu pengrajin batu mulia Pacitan dari Desa Gendaran, Senin (11/11/2013) pagi WIB.
Namun demikian, potensi batu akik Pacitan belum berkembang secara maksimal. Itu terlihat dari pengelolaan salah satu produksi batu mulia khas Pacitan ini yang hanya dikelola mandiri atau swadaya masyarakat setempat. “Kita sih bisa mengelola sendiri, namun ya hasilnya seperti ini, kalau hari biasa agak sepi pembeli, tapi kalau pas hari pasaran setiap Kliwon, kita menjual akik di Pasar Sukodono lumayan ramai mas,” tandas Adi.
Gendaran yang merupakan salah satu Desa di Kecamatan Donorojo ini memang memiliki keunggulan potensi, yakni potensi batu akik atau batu mulia yang tidak dimiliki desa – desa lain di Pacitan. Sejak dahulu batu akik Gendaran yang menjadi trade mark Batu Akik Pacitan banyak dikenal di Indonesia, dan bahkan pemasarannya sudah sampai ke luar negeri.
“Biasanya para wisatawan bule itu mas yang sering membawa koleksi batu mulia ke sini atau ke pasar Sukodono. Namun tak jarang juga mereka memborong batu akik di tempat wisata langsung, seperti di Goa Gong, Goa Tabuhan, atau Pantai Watukarung. Kalau kesini keunggulannya harganya bisa lebih murah karena di sentra produksinya langsung,” pungkasnya.

Tahu Tuna Khas Pacitan

Tahu Tuna Khas Kabupaten Pacitan, memiliki cita rasa yang khas dan dengan ikan tuna segar dari para nelayan di Kabupaten Pacitan. Hasil laut yang melimpah di Kabupaten Pacitan, menjadi salah satu penguat tumbuh kembang industri manufacture di Kabupaten Pacitan, khususnya Industri Kecil dan Menengah. IKM tahu tuna di Kabupaten Pacitan sudah mulai di kembangkan dengan jangkauan pasar yang sudah meluas, sampai di Surabaya, Jakarta, Malang, Solo Jogja, Semarang dan Bandung. Tahu tuna tidak hanya dikonsumsi sebagai lauk saja, tetapi bisa dijadikan sebagai hidangan lezat dan camilan di saat-saat santai anda. Tahu tuna yang kaya protein, perpaduan antara protein nabati dan hewani, menjadikan tahu tuna menjadi salah satu makanan pilihan bagi keluarga anda. Tahu Tuna Khas Pacitan, I Like it,,, :) Selamat mencoba,,,


Krupuk Temulawak Hasil Hibah PKM STKIP PGRI Pacitan

Pacitan – Kampus adalah sumber ilmu pengetahuan sedang industri adalah sumber pendanaan begitu kata sebagian orang. Dalam kehidupan seandainya 2 lembaga ini bisa bersinergi maka akan sangat ideal sekali. Untuk itulah berbagai hibah dari negara banyak dikucurkan kepada kampus untuk mendorong kedua belah fihak.
STKIP PGRI Pacitan adalah salah satu kampus yang peduli dengan industri kecil lokal Pacitan. DR. Mukodi memaparkan bahwa STKIP PGRI Pacitan mendapatkan hibah PKM Kewirausahaan yang hasilnya adalah krupuk temulawak. Krupuk ini sangat berbeda dengan krupuk biasanya yang terbuat dari gandum namun hasil PKM ini ada temulawak dengan porsi yang lebih dominan sehingga khas sekali. Dari sisi kesehatan sangat higienis dan bermanfaat untuk perikan pencernaan.
Awalnya fihak STKIP memberikan arahan kepada mahasiswa untuk melakukan pemetaan berbagai temulawak diberbagai lokasi yang biasanya hanya berfungsi sebagai jamu dan harganya yang rendah. Kemudian fihak tim kampus berfikir untuk membuat inovasi agar temulawak ini bisa menjadi lebih bermanfaat. Pendanaan yang diperoleh lebih dari Rp juta dari DIKTI. Pengembangannya oleh mahasiswa sendiri sampai sekarang sudah merambah dibanyak warung. Mukodi masih akan berinovasi berkaitan dengan PKM untuk mahasiswa.

Rabu, 24 Desember 2014

BATIK TULIS TENGAH SAWAH NGADIROJO PACITAN

KAMIS,25-12-2014
 SAWUNG JALI SUKATI


Jali dan Sukati adalah ayam serama jantan dan betina , sepasang ayam ini begitu rukun , setiap saat selalu bersama-sama, gerak-geriknya menarik untuk didesain sebagai motif batik, akhirnya jadilah motif batik ,  tidak ketinggalan buah pace sebagai ciri khas motif batik Pacitan dan bunga sedap malam sebagai ciri khas motif batik Jawa Timur. Pewarnaan menggunakan pewarna sintetis dengan warna - warna yang kontras seperti layaknya batik Jawa Timur pertama indigosol bloe, indigosol yellow, naptol merah R, kemudian coklat 91 dg garam merah R.

SAWONG POSAH PASIHAN
Batik Tulis pewarna sintetis motif  Sawung Posah Pasihan, menggambarkan dua ayam jantan dan betina yang sedang bercengkerama bersama pasangan yang terkasih.
Warna dasar biru melambangkan indahnya dunia,  memperlakukan  orang terkasih dengan tulus memandang dunia dengan harapan positif  akan kita jumpai indahnya dunia.
Pewarna yang dipakai indigosol Blue, Indigosol Yellow, Naptol 91 dan garam Merah R.

SAWONG KRIDA MUKTI
   


Didesain oleh Budi Raharjo ( Mei 2013) , batik ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba desain batik khas Jawa timur, mendapatkan nominasi 10 besar.
Batik dengan judul " Sawung Krida Mukti " terdiri dari motif sekumpulan ayam jantan, bunga sedap malam , buah pace. Ayam merupakan hewan yang giat bekerja, bunga Sedap malam bunga yang harum bahunya dan buah Pace  adalah tanaman obat. sebagai latar dibuat solah lempengan kayu hasil gergajian, mengingatkan kita akan pentingnya hutan. Secara keseluruhan motif " Sawung Krida Mukti " menggambarkan masyarakat yang giat bekerja bantu membantu untuk mencapai kesejahteraan hidup. Pewarna yang dipakai adalah sintetis yang terdiri dari Indigosol dan Naptol.

SAWON RONABAYA
Batik Motif Sawung Ronabaya, didesain oleh ibu Toni Retno Antyaningsih ( Maret 2013 ). Bekerja sama dengan personil Batik Tulis Tengah Sawah Pacitan . Desain batik ini merupakan motif batik khas Jawa Timur, dibuat dalam rangka mengikuti lomba desain batik untuk baju kasual. Mendapatkan juara 1 kategori umum.
Sawung Ronabaya menggambarkan kehidupan ayam yang berada ditepi sungai Brantas ( Ronabaya menurut Wikipedia adalah nama sungai Brantas pada abad 8 ).
Motif Sawung Ronabaya terdiri dari:
1. Motif ayam  ( motif batik khas Jawa Timur ) terdiri dari sepasang ayam yang sedang bercengkerama menandakan kebahagiaan. Ayam adalah hewan yang familier , pekerja keras dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Filosofi : hendaknya manusia juga bersifat familier, mudah bergaul, pekerja keras dan bermanfaat bagi sesamanya.
2. Bunga Sedap malam  ( motif batik khas Jawa Timur ) bunga warna putih yang harum bahunya, sering digunakan untuk acara pesta.
Filosofi : hendaknya manusia juga berbahu harum maksudnya berperilaku terpuji.
3. Buah Pace ( motif batik khas Pacitan ) buah yang kurang bagus baik bahu dan rasanya namun berguna sebagai obat.
Filosofi : hendaknya memandang manusia tidak hanya fisik semata, walaupun kurang bagus penampilannya namun berguna bagi sesamanya.
4. Aliran sungai ( sebagai bagroundnya ) sebagai latar / baground dibuat seolah aliran sungai , mengambil sungai Brantas karena sungai ini sangat berguna bagi kehidupan masyarakat Jawa Timur. Ronabaya merupakan sungai Brantas pada abad 8, yang mana pada waktu itu sungai merupakan sarana transfortasi, pengairan , dan mencukupi kehidupan masyarakat Jawa Timur.
Filosofi : kita kembalikan fungsi sungai Brantas seperti abad 8,  dengan dimikian kita harus menjaga kelestariannya.